Aku menulis namanya dalam hatiku
Dengan tinta kasih, dari pena bersepuh sayang
Pada lembaran cinta dengan penuh segala rasa
Farida Binti Boerhanoeddin
Almanak bertanggal tujuh mei
Ketika Nurbaidar mengeluarkannya dari rahim
Dan Lahirlah Farida yang jelita
Menandakan awal dari satu keluarga
Parasnya elok bukan rupawan
Sinar matanya indah bukan buatan
Adalah engkau wanita pujaan
Seperti bidadari yang melangkah turun dari awan
Adalah kakak dari empat adiknya
Adalah Kemudian menjadi Uwo dari sepupu-sepupunya
Adalah Farida kemudian dipuja
Dan Lama berselang…..
Farida Binti Boerhanoeddin tak lagi lajang
Dipersunting lelaki penuh kasih sayang
Adalah taklimat ketika
Farida Binti Boerhanoeddin menjadi ibu
Dari delapan anak yang penuh tingkah dan polah
Dalam darahnya yang mengalir berbagai daerah
Aceh, Jawa, Minang, dan Barus di utara sumatera
Turunlah Anak-anak yang berbagai rupa
Yang memanggilnya Ibunda
Yang meletakkan marwahnya diatas kepala
Yang mencintainya dengan berbagai cara
Yang memujanya, wahai perempuan yang luar biasa
Hingga nanti sampai waktuku,
Tak kan kulupa kisah Farida Binti Boerhanoeddin….
Perempuan yang harum namanya bagai cendana…
Yang elok parasnya, yang tatapan nya teduh dan menggelora
Yang keberaniannya melintasi Pulau Banyak, dengan perahu pukat di usianya yang sudah renta
Yang menghidupi delapan anak dengan kasih yang sama
Yang menjadi pejuang bagi perempuan lain yang teraniaya
Wahai Farida Binti Boerhanoeddin….
Padamu aku belajar apa maknanya cinta…..
07052009…..Luv u So Much, Bun…..
tadinya ay kira Farida itu istrinya BJ Habibie, dan ini sepenggal kisah dari bukunya Habibie..secara bahasanya dibungkus dalam kesopanan "jaman purba" (begitu ay sebut utk masa2 org tua). Ternyata....bhuakakakakakaakak......ay begitu bodoh menafsirkannya!!! (jadi ngakak sndiri krn kurang info siapa istri BJ Habibie :D)
BalasHapusDi akhir puisimu, menyiratkan cinta yg suuuungguh luar biasa membuat ay terharu dan terlecut utk lebih menghargai sosok yg disebut "IBU". Trims telah menginspirasiku...
"Your Fans"