Gambar dari Google Images |
Maka pada apapun yang mengingatkanku pada kerinduan itu
Batinku akan bergelut
Ada haru, Ada biru, Pada Ria dan Ceria...
Maka mungkin aku membutakan mata
Menulikan telinga
Kunci mulut, pasung lidah
Mementahkan segala macam argumentasi dan teori para pakar hati
Itu karena aku bertekuk lutut pada rindu
Rindu itu antar waktu, menembus dimensi
Rindu yang bernyawa, bernafas aku berdetak pula dia
Rindu itu merdeka, tidak mengunciku pada labirin pahit
Rindu itu bercemeti, melecut
Dalam kelelahan raga, jiwa tetap menggerinda
Maka Rindu ini tak tergantikan
Tidak pada valas kuat bergaris dua atau gemerincing dinar para taipan
Tidak tunduk pada kursi, pada meja, jubah atau mantel-mantel kuasa digdaya
Rinduku ini hanya kalah, pada pelukan Muhammad dan Tuhan yang mengutusnya
Atau rindu kaum yang percaya pada dia yang menebus dirinya di bukit Golgota
Atau rindunya pada genta mahayana menuju Sidhartha
Atau rindu mereka pada ruh-ruh leluhur dalam balutan animisme akar yang tumbuh menjadi pohon yang mengisahkan sejarah
Kuketahui mereka....
Pada batasan siang dan malam, tidak menghentikannya membisikkan "Aku merindukan Saiful"
Juga kerinduan Marihuanie pada detak lembut dan gerakan berputar diperutnya, yang tak tergantikan oleh pada kerinduan akan Adithya juga Pinkdevilita
Maka bertanya pula aku pada Anissa, "Kau merindukan apa ?, Kau merindukan siapa ? "
Apakah sama seperti rindunya Aprina dan Hafriza pada sosok ayah yang mereka puja ?
Apakah seperti desahan doa dan asa milik Cinta pada El Munawwar ?
Atau layaknya goresan ragam bahasa bermakna satu pada rindu milik Maysarah pada Vida, Zora, Angga dan semua sekutu hatinya yang kini terpisah benua ?
Atau rindu Tommy pada Lenny yang berindikasi ilusi ?
Sementara aku dan rinduku
Pada angin yang berpeluk, juga aroma tanah-tanah basah selepas hujan
Pada semburat malu-malu langit pagi dari jendela lantai tiga
Rinduku mungkin bukan candu, tapi aku tahu, aku terpaku sejenak, tak gerak kemana
Dalam universalitas Rindu, dibalik kacamata yang berembun, aku menggoreskan pena....
-10 Maret 2010 -
bahasa sastra yang tajam ya :D
BalasHapus