• Bukan catatan pra-sejarah!

    Tentang Proposal


    Gambar dari google lah ya..
    "Bang, Kee yakin ini kasihnya ke aku" tanya Muammar, pada suatu siang disaat kami berdua sedang berjalan pelan namun pasti menuju kantin.

    "Kayaknya gitu lah, Mar. Sessi nitip duit katering plus proposal itu" ujarku, mantap.

    "Buat apa aku proposal ini coba?" tanyanya, entah pada dirinya sendiri, entah padaku, entah pada mahasiswa lain yang berseliweran disekitar kami.

    "Kasih ke professor Kee aja, cemana?" saranku padanya. Muammar hendak menamparku dengan proposal yang dipegangnya, namun aku sudah berlari-lari kecil agak manja untuk menghindarinya.

    ---
    Gunar dan Aira sedang membantu Alfi membereskan beberapa barang yang sejatinya sudah harus masuk kotak atau tas atau apalah. Alfi akan pulang kampung, studinya sudah selesai. Sambil mengobok-obok barang yang bertaburan Gunar bertanya,

    "Bang, ini proposal apa ni? Apa dibuang aja?"

    "Udah, Buang aja. apalagi disimpan-simpan" sambar Aira. Alfi yang baru selesai mandi, tanpa tau apa-apa, mengangguk juga enggak, menggeleng apalagi, hanya bisa menghembuskan nafas saja.

    ---
    Alfi membereskan tesis yang harus diserahkannya ke departemen, dan menyelipkan beberapa paper didalamnya. Itu bukan buku tesis miliknya, tapi milik orang lain yang dipinjamnya beberapa waktu yang lalu. dan dia harus mengembalikannya.

    "Gunar, ini buku tesis tolong diserahkan ke sessi nanti ya" ujar Alfi.
    "Oke bang, " jawab Gunar.
    Diantara paper itu, si proposal tergeletak dengan manja.

    ---
    Dari Banda Aceh, Alfi menghubungi Gunar.
    "Gunar, ada liat gak proposal yang kemaren itu, yang dikamar" tanya Alfi.

    "Jeh, kok gak salah, kan, udah terbuang" jawab Gunar.

    "Buseeettt, udah terbuang?" tanya Alfi lagi, memastikan.

    "Kan waktu beres-beres itu, ada Gunar tanya soal proposal itu. cuma mungkin abang baru siap mandi, jadi gak terdengar kali. (apa hubungannya coba ya??, red). Abestu si nyak Aira pun bilang katanya dibuang aja, ya udah lah terbuang kayaknya" beber Gunar.

    "Hahahha....Ya sudahlah, soalnya udah ditagih proposalnya. Gak pa pa, nanti abang buat yang lain" ujar Alfi

    "Oke sip bang" jawab Gunar kemudian.

    ---
    Alfi menghubungi Sessi.
    "Sessi, di buku tesis yang abang kasih kemaren apa ada terselip proposal?" tanya Alfi.

    "Sebentar, nanti coba Sessi cek lagi ya, Bang."jawab Sessi .

    Lalu kemudian Sessi memeriksa buku tesis tersebut, diantara paper-paper  ia melihat ada yang berbeda. Si proposal ada disana.

    "Ada ni bang, terus gimana ni proposalnya?" tanya Sessi.

    "Oh ada ya? alhamdulilah, coba nanti dikasihkan ke Gunar aja" kata Alfi

    ""Sip Bang, nanti Sessi titip Febri untuk ngasihin ke Gunar ya" jawab Sessi.

    ---
    Hari itu pustaka agak lengang. Aku yang bekerja dengan Vicky tengah sekuat tenaga menahan kantuk yang mendera. mendadak Sessi muncul.

    "Febri.." sapa Sessi

    "Hei Sessi" jawabku.

    "Sessi mau nitip uang katering ni, 360NTD, plus ini titipan Alfi untuk Gunar" ujarnya sambil menyerahkan uang dan proposal dalam map plastik.

    "Oke deh, pas uangnya ya ? Thank You, Sessi" ujarku.

    "Sama-sama, Febri" ujar Sessi dan kemudian berlalu.

    ---
    Proposal itu tidak keluar dari laci hari itu, dia tergeletak dengan manisnya selama seminggu. itu karena aku lupa membawanya. Hingga akhirnya seminggu kemudian aku mengambilnya, beserta uang yang ada didalam map plastik tersebut dan kemudian membawanya ketika Muammar mengajakku makan siang ke kantin.

    ---

    "Jeh, jadi proposalnya ma abang?" seru Gunar, ketika aku dan dia pulang dari makan malam di TriBowl Restaurant. 

    "Iya, tapi udah abang kasih ke Mummar. Pantas aja Muammar bingung, kenapa pula proposal itu harus jatuh ke tangan dia, Hahahaha.." Ujarku sambil tertawa.

    "Iya, si bang Alfi pun udah nanya kemaren itu. Nyari proposal itu juga. Gunar pikir memang udah terbuang. Hahahah" ujar gunar kemudian tergelak

    "Dahsyat kali perjuangan si proposal itu. Entah udah nyampe mana aja dia, ya." jawabku lagi.

    "Hahaha...Iya, si Bang Alfi gak enak juga dia, karena mbak-mbak itu udh nanyain. Tapi katanya mau dia bikin yang lain" ujar Gunar kemudian.

    Kami kemudian melangkah pulang.

    ---

    10 Menit yang lalu, tepat sebelum aku memulai tulisan ini. aku bertanya pada Muammar.

    "Eh, Mar, Kee ingat proposal yang aku kasih beberapa minggu yang lalu itu ? dimana proposalnya sekarang" tanyaku.

    "Oh itu, ada di lab aku bang. Besok lah aku ambil".ujarnya pendek, ia tengah serius memperhatikan rekaman pertandingan sepakbola yang tadi siang dia lakoni beresama tim universitas.

    ---

    Proposal itu, bukan proposal Thesis, akan tetapi proposal itu adalah proposal permohonan dana untuk pembangunan mesjid, di suatu daerah di Indonesia. Kenapa proposal itu ada di Taiwan?

    Wallahualam bisshawaaaaab....

    0 komentar:

    Posting Komentar

     

    About