• Bukan catatan pra-sejarah!

    Absolutely - State - Of - The - Art *


    Aku terpaku melihat meja tulisku ini. Sebagaimana standarnya meja tulis anak sekolahan, segi empat, dengan rangka balok dan alas tripleks lengkap dengan lacinya. Standar abisss. Maka dengan gaya berseni tinggi, aku menghiasai mejaku dengan berbagai grafiti, stiker gratisan, coretan-coretan tip ex, dan tulisan-tulisan mikro yang hanya bisa di baca dengan menyipitkan sebelah mata plus sedikit mangap, yapp...itu adalah contekan pelajaran yang menjadi dewa penyelamat ketika ulangan datang menerjang.

    Aku sedang berpikir untuk membuatnya menjadi maha karya sempurna, yang tidak ada di meja tulis siswa lain. 

    Yang kubutuhkan adalah pisau ukir, yang mana adalah imppossible ditemui dikelas ini, maka beralihlah aku pada gunting dan cutter. Aku akan membuat suatu perpaduan unik teknik memahat yang lebih hebat dari karya Michaelangelo, yang lebih punya rasa selain nilai artistik saja, yang berguna bagi ummat manusia. Suatu karya yang tidak akan terlupakan sepanjang masa.

    Sejurus kemudian, aku sudah terpekur, dengan gunting dan pisau pemotong. Peluh jatuh tak kuhiraukan. aku hanya sesekali mengusap hidungku, itu pun bukan karena keringat, tapi karena Awi temenku iseng mengilik-ngilik hidungku dengan selembar bulu ayam yang entah dari mana di dapatnya. Aku tidak perduli sekelilingku, bahkan aku tidak peduli jika terjadi badai, gempa atau apapun. Aku hanya berdua dengan karyaku, dengan duniaku, aku dan diriku sendiri, yang lain cuma numpang!!

    "Ngapain No ?" Tanya ayi, temen sebangkuku.

    Aku tidak menjawab, hanya sedikit misuh-misuh dan menaik turunkan alis beberapa kali. Apakah dia tidak lihat aku sedang bermain dengan pisau dan gunting ? Tentu saja aku tidak sedang menjahit..!!!

    "Kee lagi pain sih Nooo ???" Berikut Maya ikut nimbrung bertanya, sambil mengibaskan rambutnya kebelakang, tanpa dia sadari kibasan itu mengenai Awi yang sedang memegang bahu Harisman dan mendorongnya kearah Robin dan membuat Robin jatuh terjengkang dengan kaki terangkat ke atas plus lidahnya tergigit.....Kibasan yang luar biasa edann....

    "Liat aja ntarrrr....kalu selesai kalian pasti kagum" kataku pendek saja, tetap dengan alis yang terangkat beberapa kali, cuma kali ini yang sebelah kanan saja. Aku hanya berpikir, mereka seharusnya melihat bagaimana aksi seorang professional, jangan ditanyakan, cukup perhatikan dan belajar. Sembari bekerja dengan pisau dan gunting, aku sempat berpikir, jika karyaku ini sukses dan aku mendapatkan paten, aku akan mencoba membuka sanggar seni yang khusus mempelajari teknik pahat meja, dan kurasa anganku itu tidak muluk-muluk, baru saja bekerja, dua orang temanku sudah bertanya, dan ditambah beberapa juga ikut melihat dan menyaksikan dengan seksama. Mereka mungkin berpikir apa yang akan dilakukan oleh lelaki degil item dan sarap ini. Mungkin mereka khawatir aku akan mencelakakan diriku sendiri....ahhh....betapa perhatiannya mereka. Aku pun menyiratkan senyum disela-sela pekerjaanku....

    "Dan dia mulai senyum-senyum sendiri May" Meilya mulai angkat bicara. "Kurasa penyakit gila si Pepno mulai kambuh". Perlahan senyum ke (sok) pede an ku memudar.

    "Ntah ni si item krriwil ni...kemarin mejanya di stikerin, trus di tipp ex, sekarang dipahat. Mungkin bentar lagi mejanya ditanami palawija" Maya mulai dengan repetannya. Aku cuek aja, secara menanggapi repetan Maya hanya akan menguras energi percuma. Aku tetap memahat, perlahan bentuk pahatanku mulai terlihat, dan semakin banyak pula yang melongokkan kepala melihatku bekerja.

    "Ahaa...." aku berteriak. Meilya dan Suci yang dengan khusyuknya melihatku, langsung terlonjak kaget, mengelus dada, kemudian menyambitku dengan penggaris plastik....Spleeetaakkk...!!

    "Bikin kaget aja....!!" Delik Meilya sambil mendelik kearahku. Aku hanya bisa mengusap-usap pipiku yang barusan tersengat penggarisan. "Udah mau kelar iniiihhh..." pungkasku cepat. Dan tak lama....Selesaiiii...!!!!

    "Emangnya, apa ituuu ??" Tanya Melia Dewi, "Segi empat ga jelas...apanya yang selesai ??" katanya lagi.

    "No....Kee kenapa ? Ga sarapan tadi pagi ?" Tanya Maya. Aku tau itu bukan bentuk perhatian karena selanjutnya dia berkata "Hari ini ga dikasih dedak ya, No ?". Sebelum dia melanjutkan caciannya lagi, aku langsung mengambil lakban dan menyelotip bibirnya yang berukuran ekstra itu.

    "Begini ya rekan-rekan semua" aku mulai berorasi. "Kalian tau persis bahwa aku tidak jago di bidang Fisika, bukan ?"

    "Trus kee bikin riset gitu, mau uji daya gesek pada media dengan menggunakan peralatan sederhana" Mifdhal mulai beranalisis.

    "Gak Dhal, bahasa kee terlalu sulit ituu, gaya gesek apa sih? ga ngerti" potongku. "Ini adalah suatu pengujian sederhana dari ide yang brilian, dan menghasilkan sebuah karya yang monumental, yang maksimal, yang fenomenal, semua yang berakhiran -al lah. Pokoknya, ini adalah suatu hal yang luar biasa, terutama bagiku yang tidak paham Fisika" beberku.

    "Jadi begini, meja ini bahannya tripleks kan ?" aku bertanya yang dibalas anggukan oleh beberapa rekanku "nah pisau ini mampu merobek serat tripleks, dan jika dilakukan dengan hati-hati maka sisi-sisinya bisa terjaga dari sobekan yang terlalu tajam. Gunting ini diperlukan hanya gagangnya saja, untuk mengetuk bagian sudut2 dari persegi itu." jelasku. "Coba kalian perhatikan sejenak, aku akan membuktikan bahwa karya ku ini fenomenal" aku mulai merentangkan tangan, meminta ruang kepada gerombalan teman yang memadati. merekaa bergerak mundur kebelakang.

    Aku mengetuk bagian segi empat yang kupahat tadi, dan seketika kemudian bagian itu jatuh, menyisakan meja tulis yang bolong berbentuk persegi. Bagian yang lowong itu langsung tepat mengarah ke laci mejaku. 

    "See Guys....kalian sudah paham ?" tanyaku pada rekan-rekanku. Mereka tidak menjawab, malah menggeleng-geleng. sebagian ada yang menyilangkan jari di jidatnya. Sialan, mereka sepertinya mengira aku benar sudah sarap. Tapi aku tak putus asa, mungkin saja mereka tidak paham bahwa ini adalah seni melubangkan meja yang berguna bagi nusa dan bangsa. maka aku menjelaskan..

    "Gini yaa....seperti yang aku bilang tadi, Aku kan tidak begitu paham fisika. MAlah bisa dikatakan aku teramat sangat dodol dalam mata pelajar itu. Maka aku memutuskan untuk membuat sesuatu yang berguna dan bisa membantuku dalam memahami Fisika itu sendiri. Lihat lubang ini ? nah...lubang ini bisa ditutup dan dibuka. Trus apa fungsinya? " aku berceramah panjang lebar...

    "Fungsinya adalah untuk dapat melihat ke dalam laci meja. Jadi pada saat ulangan atau ujian Fisika, aku ga perlu resah lagi untuk memikirkan bagaimana caranya mengintip contekan ataupun buku sekalian, dengan meletakkannya tepat di laci saja, aku tinggal mengintip tanpa harus menyipit-nyitpitkan mata lagi. Aku dengan bebas melihat jawaban dari contekan atau buku tanpa harus takut ketangkep ama guru atau pengawas. kalu ada yang datangin mejanya, tinggal di tutup lagi, beress !!!. Ide yang brilian kann ? Aku memang kreatif...hahahahahahahaha...."Aku tertawa pongah

    aku langsung mendapatkan beberapa jitakan di kepalaku. Bahkan, Maya mengguyurku dengan air mineral!!

    "Bilang aja buat nyontek....pake bilang karya monumntal lahh....dasar sarap" Maya mendelik, plus menarik sebagian alisku. pelan-plan gerombolan rekan mulai menghilang sambil mengutukku. Ahhh...mereka tidak mengerti seni rupanya....

    Aku yang sudah semi terjengkang, akibat jitakan, dorongan dan segala macam kekerasan fisik lainnya, perlahan mencoba bangkit. Lalu merapikan seragamku, menaikkan kerah baju, dan kembali duduk sambil mengamati karya yang sudah kubuat tadi dengan bangga. Lalu aku melirik Ayi dan mulai mengakat alis berkali-kali lagi..

    "Mu ngapain lagi kaw ???" tanyanya sengit setelah sukses tertipu dengan pekerjaanku tadi. "Jangan bilang mau bikin karya seni tinggi lagi, kugampar pake buku niihhh...." katanya mengancam.

    "Tentu tidak, ayi temanku. Tidak ada lagi karya seni tinggi. Sudah selesai. tapi aku punya sesuatu yang baru" kataku sambil menatapnya dengan senyum simpul yang membuat burung pipit yang menatapku langsung terkapar, terkena serangan jantung!

    "Apa lagii ??" katanya ketus.

    "Roda!!!" jawabku tak kalah cepat

    "Roda ??" Tanyanya...

    "Yapp...Roda..!!!" jawabku lagi, sambil kali ini mengedipkan mata seperti orang yang kelilipan.

    "Buat apa ???" Ayi mulai bertanya juga.

    "Untuk mejaku ini, kupasangin roda, jadi kalu pun aku harus ujian di kelas lain, aku tinggal menyeret meja ini tanpa kesusahan.Dan aku bebas melihh.......auuuuwwww" 

    Ayi dengan sukses menggamparku dengan buku pegangan Bahasa Indonesia seri Balai Pustaka...!!!


    note:
    * artinya kira-kira..."Ndak ada Kerjaan...!!!!" ^^v

    fin

    0 komentar:

    Posting Komentar

     

    About