• Bukan catatan pra-sejarah!

    Entah hapa hapa lah si No Ini......


    Mates….

    Assalamualaikum…..

    “….and few words about Letto, aku meminjamkan cd-cd itu hanya untuk memperdengarkan padamu sesuatu yang baru, tidak ada maksud lain kok. tidak ada yang menggeser posisi Iron Maiden, Deal ?”

    ……..

    “….dan mengenai Letto. aku juga mendengarkan kok. Bisa jadi suatu saat aku memujanya, atau tidak, yang pasti aku mendengarkan “Sandaran Hati” dan aku merasa lagu itu cukup masuk akal. Aku suka nada sederhana, dan tentu saja, Iron Maiden juga menjalani proses yang sama kok :D”

    Yaapp…..setiap orang yang pernah transit di Lantai 3 ini tentu akan mengetahui dengan jelas, bahwa speaker pada kompie di sudut ruang akan selalu memperdengarkan irama yang berisik atau nada-nada yang cukup jadul. Didominasi dengan nada-nada berat Trivium, Iron Maiden, Sepultura, bahkan hingga Cradle Of Filth….Tapi bisa jadi yang menggunakan komputer itu sedang karaokean dengan gaya menyanyikan lagu-lagunya Josh Groban, atau berlagak seperti Craig David, Ber “Dance Into The Light” bersama Phil Collins, berjoget dengan trio macan, menyeberang ke tetangga mendengarkan Iklim atau “Isabela”nya Amy Search atau bahkan hanya mengulang-ulang Boyz II Men dan Spring’s nya Vivaldi…..

    Maka aku bisa mengatakan bahwa “Aku tidak menolak nada Apapun”
    …..

    Namun benar…..Hingga hari ini, dari setahun atau dua tahun yang lalu….Trivium tetap menjadi pilihan disaat benar-benar “dingin” (meski album barunya agak2 “terlalu lembut” menurutku), dan beberapa “Beratnya Metal” Iron maiden, including cover version nya…..

    Baru saja Sign dengan “Run to The Hills” Nya selesai….dan Backsoundnya sekarang adalah Trivium, “Down From The Sky”…

    Akhir-akhir ini aku sering kehilangan minat untuk menulis, entah kenapa, aku merasa menulis menjadi tidak ada artinya, hanya menggores-gores pena pada kertas dan menjadi kata-kata tak bermakna, kalaupun memiliki arti khusus, toh hanya aku yang mengetahuinya. Berhadapan dengan “papan aksara” ini pun tidak menjadikan semangatku timbul untuk “meracau lewat font”. Maka selanjutnya aku merasa lebih nyaman bergelut dengan buku-buku, artikel-artikel, segala macam majalah, koran-koran, dan suasana lalu lalang di bawah jembatan penyebrangan. Sigkatnya….Membaca….

    Ada banyak hal yang membuatku merasa bahwa menulis menjadi sesuatu hal yang membosankan, tidak membawa perubahan apapun dan hanya membuatku berpikir keras untuk menempatkan kata per kata untuk menyampaikan apa yang menjadi ide didalam pikiranku. Aku mungkin tidak lagi menikmati suasana menulis. Maka di suatu titik aku memutuskan berhenti menulis dan menikmati kata-kata yang ada pada diktat, buku, jurnal, apapun…..

    Aku menikmati membaca…..

    Setidaknya hampir satu tahun ini mataku seharusnya membutuhkan kaca mata baca (meski aku senantiasa tidak memakainya…..) mengingat fokusnya semakin kacau jika membaca atau surfing berlama-lama. Tapi itu tidak terlalu penting menurutku. Maka akan ada kegiatan “mencari baris cahaya” jika membaca di ruang gelap, atau menyipit-nyipitkan mata di depan monitor.

    Aku sebenernya berpikir dan tidak tau menulis apa…..

    Maka aku menuliskan apa-apa yang kupikirkan saja…:D

    Kemarin aku sangat tidak sehat, meskipun tubuhku sangat fit mengingat aku cukup tidur dirumah(…jika tiba di kamar maka 15 menit terlelelap adalah surga…). Pikiranku sebenarnya sangat kacau. Setidaknya ada beberapa orang yang dengan semangatnya memberikan semangat padaku untuk tetap pada kondisi yang sehat secara pemikiran. Namun mungkin akibat dari “emosi yang meluap-luap” maka kebencian akan sesuatu bermain-main dengan tidak sopannya di kepala ku ini, melintas-lintas, sesuka hatinya. Seharusnya ini hanya butuh 24 jam saja untuk dienyahkan tapi aku kesulitan, aku masih terpaku pada objek….

    Maka selanjutnya adalah objek tersebut yang harus disingkirkan….dan itu yang aku lakukan.
    Hari ini, sudah lumayan, akujuga tetap memilih terkapar di rumah ketimbang di Lantai 3, mungkin karena pertimbangan bahwa aku hanya akan tinggal di rumah dengan Lulu, adikku, selama beberapa waktu, maka aku memilih pulang…..

    Tapi tentu ada yang tidak berniat pulang…..dan tentu akan ada yang memaksanya pulang juga ada yang tetap diam saja dan tersenyum mengerti…..

    Aku mungkin tidak sedang baik, lebih tepatnya mungkin aku sedang tidak ingin berbaik-baik. Jika ada sekat ruang dimensi nyata dalam kehidupan, maka aku akan senantiasa menutup diriku dengan persegi terbuka, menikmati memandang langit biru dan bintang terang, merasakan dingin tetesan hujan dan embun pagi, sendiri, hanya ada aku dan diriku, karena aku merasa butuh ruang, ruang dimana aku bisa menghargai diriku sendiri dengan lebih baik.

    Kini ruang ini benar-benar kecil, aku tidak lagi menikmatinya sebagai suatu tempat semedi, maka selanjutnya aku mengintip keluar, dan kejadian tetap sama dengan ketika aku memasuki persegi terbuka ini. Maka mungkin aku bertahan untuk beberapa hari lagi, meski aku tau, hasilnya tetap tidak akan ada malaikat yang masuk melewati ruang terbuka pada atas persegi ini…..

    Hanya beberapa hari lagi…..

    Lalu apa yang akan aku lakukan ?

    ” Aku hanya punya mimpi sederhana…..menyaksikan salju pertama turun di suatu musim dingin….maka untuk itu adalah melintasi benua …”

    ……..

    Selanjutnya, aku sedang menulis kembali, pada apa-apa yang kutinggalkan kemarin, aku berhasil menyelesaikan semuanya dengan cantik. Tapi ada beberapa hal yang menurutku masih membutuhkan waktu untuk bisa diselesaikan dengan rapi. Maka untuk itu aku memiliki segenap waktu, meski kadang aku meracau untuk bisa memundurkan pagi pada malam, dan berharap hari ini adalah kemarin. Tapi itu hanyalah racauan, aku cukup sadar dan waras serta tidak dibawah pengaruh jin manapun untuk memahami keadaan bahwa aku harus hidup hari ini untuk tetap bertahan esok hari.

    ………

    Jadi, setelah ini aku hanya akan memanfaatkan momentum, sebuah impuls untuk tetap menulis, tidak berhenti membaca, menulis sambil membaca, dan menyatakan bahwa aku akan berperang dengan kemalasan, kebengalan, ketidak ingin maju….

    Aku hanya ingin melintasi benua…..menikmati salju pertama….dan berkata pada seseorang bahwa….

    ” telapak kakiku telanjang…..dan butiran salju itu turun perlahan…semakin lama semakin banyak, dan aku merasakan kehangatan luar biasa ketika deru angin memelukku erat….”

    ………….

    Dan….untuk saat ini, hanya ini yang ada di pikiranku….

    Bohong…..aku juga tengah memikirkan bahwa perut ini lapar sekali, aku tidak makan apa-apa tadi pagi, maka selanjutnya aku memikirkan untuk bergegas ke rumah makan minang di seberang jalan….

    Aku lapar membayangkan Tempe Goreng Renyah yang di jual di Warung itu….

    Karena itu aku makan dulu………yaaaa…..

    Ps: yaaaappp benarrr.....ini judulnya....."Ntah hapa-hapa lah si No inii".

    1 komentar:

    1. wa'alaikumussalam...
      itukah kamu...!?
      nice...but for a few point, ay koq ngerasa rada kehilangan seorang idola ya..
      according me, u have a great talent in writing to tell me 'bout something or nothing.
      so, i hope u always be my idol in "blog"...coz ur words have been inspired me.
      whatever is it, di Rumah Makan Minang koq cuma kangen sama "tempe goreng doank??emg waktu itu uangnya ga cukup buat beli ikan atau ayam ya?? xixixixi.....

      BalasHapus

     

    About